Sabtu, 18 Desember 2010

Lara ku Terhempas Tersapu Angin

Duri. Air mata.
Menusuk. Mengalir.
Tajam, menyayat, perih, sakit.
Pedih, pedih, pedih....
Lirih, lirih, lirih....
Lemah meski kuat, rapuh meski kokoh.

Tonggak dan rasa
Mana Ia harus pilih?

Ia pilih tonggak, tapi rasa Ia duka, lara tak terperi. Bohongi ruh sendiri.
Ia pilih rasa, tapi Ia tak boleh. Tak ada perundingan.

Hati Ia luka, rapuh, runtuh ketegaran.
Lemah tak beraga.
Ia sedih tak terperi, ingin segera lari.
Hilang selamanya.
Ia ingin lupa tak tengok kebelakang.
Remuk redam rasa Ia.

Tak terkatakan. Tak tergambarkan.
Hancur lebur tersapu angin.

Ia hanya ingin tahu semua yang tersembunyi.
Ia hanya ingin pasti apa yang terjadi.
Jangan tutupi!
Takkan mengerti!
Ia tak berani duga-duga.
Jelaskan! Jelaskan! Jelaskan!

Selamat tinggal. Ia pergi tak kembali.
Sampaikan rindu pada angin lalu.